Wednesday, April 04, 2007

Nais Tu Mit You



Judul novel ini, Nais Tu Mit Yu, mungkin membuat kita sedikit penasaran karena rasanya cukup unik didengar. Tapi ternyata Nais Tu Mit Yu merupakan ejaan dari Nice To Meet You yang artinya senang bertemu denganmu.

Novel karya Dina Mardiana ini hampir sama dengan kebanyakan novel lainnya yaitu bercerita tentang cinta. Nais Tu Mit Yu menceritakan kisah cinta dari Mairasya atau yang biasa dipanggil Aira. Aira sendiri bukan seperti cewek kebanyakan. Kenapa? Karena sifat Aira yang mirip banget dengan cowok alias tomboy, apalagi suaranya yang super toa atau bisa dikatakan super keras. Aira adalah tipe cewek yang tomboi, hobi main basket dan banyak juga olahraga lainnnya yang ia bisa, berani, serta independen. Tapi biarpun terkesan tidak butuh cowok, sebenarnya Aira juga mengharapkan ada seseorang yang suka dia apa adanya. Ya, dengan segala sifat Aira, sifat tomboynya, sifat premannya, dan sifat independennya.

Di kampus Aira, pertandingan basket Porsema (Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa) yang memang tiap tahunnya diadakan itu sedang berlangsung. Saat itu kebetulan basket putra jurusannya Aira - jurusan Inggris kekurangan orang. Nah, saat Mozart - cowok yang agak pendiam dan cool itu lewat, Aira pun mengusulkan Mozart untuk main bersama teman-temannya. Aira memanggilnya. Nice to meet you nih, Mo, kata Aira. Setelah dibujuk, Mozart pun mau ikut dalam pertandingan basket. Sementara itu Aira lebih dulu ikut pertandingan basket putri. Entah kenapa, sejak itu Aira jadi penasarang banget dengan Mozart. Aira jadi ngerasa, kalau Mozart itu cakep banget. Apalagi gaya Mozart yang memang cool itu membuat Aira jadi semakin penasaran. Aira suka dengan Mozart.

Aira pun mulai mendekati Mozart. Mulai dari telepon, menggunakan baju berwarna hitam dan putih yang memang merupakan warna favorit Mozart, sampai membaca komik Jepang yang sebenarnya belum pernah dia lakukan. Aira terkena sindrom Mozart Addicted. Dan ternyata setelah makin kenal dekat dengan Mozart, Aira jadi tahu kalau sebenarnya Mozart asyik diajak main bareng dan ngobrol. Itulah yang membuat Aira makin suka dengan Mozart. Mozart pun sepertinya senang-senang saja Aira dekat dengannya. Jadi Aira masih terus berharap kalau Mozart juga suka dengannya.

Siapa sangka sih kalau Aira, si cewek tomboy ini jatuh cinta? Bahkan tambah lama perasaan Aira jadi semakin dalam. Akhirnya Aira berinisiatif untuk nembak Mozart. Aira ingin Mozart tahu mengenai perasaannya itu. Ketika liburan semester pendek, saat Aira berada di rumah saudaranya, Aira pun menyatakan perasaannya pada Mozart lewat telepon. Sayangnya, Mozart bilang dia sedang dekat dengan teman SMUnya. Memang sih belum jadian, dan Aira pikir sebelum Mozart menjawab rasa sukanya itu, ia masih mempunyai kesempatan. Aira sedih juga sih mendengar Mozart ternyata sedang dekat dengan cewek lain, tapi Aira masih akan berusaha mendapatkan jawaban pasti dari Mozart.

Saat liburan semester pendek sudah selesai, Aira kembali sering bertemu dengan Mozart dalam berbagai persiapan Project 05 - acara rutin kampus Aira, karena kebetulan Aira dan Mozart menjadi panitia dari Project 05. Aira agak canggung dan agak enggan untuk meminta jawaban Mozart mengenai perasaannya itu. Saat Aira sempat tidak sengaja menyinggung soal itu, Mozart hanya menjawab kalau dia akan memberikan jawaban Aira lewat email. Aira masih terus berharap, walaupun waktu itu Mozart semakin dekat dengan Wiwid, jurusan Jerman. Mozart dan Wiwid makin sering terlihat jalan bareng. Aira jadi semakin sedih.

Setelah sebulan berlalu, Aira tak kunjung mendapatkan jawaban dari Mozart. Aira pun mencoba untuk menanyakan kembali pada Mozart. Mozart bilang dia masih sibuk, dan benar-benar akan menjawab lewat email. Dan Mozart juga menjanjikan sesuatu yang surprising akan ditemukan Aira di emailnya itu nanti. Apa itu pertanda kalau Mozart akan membalas rasa sukanya itu? Karena Mozart bilang sesuatu yang surprising, berarti sesuatu yang menyenangkan kan?

Tapi sayangnya penantian Aira masih tetap belum berakhir. Setiap kali Aira cek email, tetap saja tidak ada balasan dari Mozart. Akhirnya Aira pun memutuskan untuk benar-benar meminta jawaban Mozart secara langsung, apalagi saat malam puncak Project 05 yang menampilkan Padi sebagai bintang tamu itu, Aira melihat Mozart dan Wiwid cukup mesra.

Apa jawaban Mozart? Mozart bilang kalau dia memang sayang dan suka dengan Wiwid, karena mereka memiliki banyak persamaan, seperti latar belakang dibesarkan dengan orang tua tunggal. Kalau Mozart beruntung orang tuanya bisa rujuk, Wiwid tidak. Wiwid harus hidup bersama Ayahnya saja, tanpa Ibunya. Mozart bisa merasakan apa yang Wiwid rasakan. Mozart merasa Wiwid membutuhkannya. Itu pula yang tidak didapatnya dari Aira. Aira bagi Mozart adalah sosok cewek yang independen, mandiri, dan bisa melakukan segala sesuatunya sendiri meskipun tidak ada Mozart. Mozart juga hanya menganggap Aira adalah teman yang asyik. Waktu dia bilang dekat dengan teman SMUnya pun bohong, hanya karena dia bisa bilang tidak tanpa menyakiti hati Aira.

Aira sangat sedih mendengar apa yang dikatakan Mozart. Penantiannya selama ini gagal. Mozart tidak tahu bahwa sebenarnya Aira juga sama seperti cewek kebanyakan. Bisa merasa sedih, bisa merasa sakit. Apalagi Aira juga sebenarnya tinggal dengan Ayahnya saja, karena Ibunya sudah meninggal sejak dia kecil. Aira sangat marah pada kenyataan yang menurutnya tidak adil. Ini pertama kalinya Aira merasa benar-benar jatuh cinta pada seorang cowok. Untung saja ada Lala, saudaranya yang menghiburnya walau hanya lewat telepon, karena Lala berada di Amerika. Lala mengingatkan bahwa Mozart mungkin bukan untuknya, dan masih ada orang-orang yang menyayanginya. Akhirnya perlahan Aira mulai pulih kembali. Aira berusaha mengatasi rasa kecewanya, walaupun berat. Tapi itu semua membuat Aira menjadi lebih bersyukur dan menjadikannya sebagai sebuah pengalaman berharga. Walaupun sedih, tapi Aira senang bisa bertemu dengan Mozart, bisa dekat dengannya, dan bisa melewatkan banyak hal bersama Mozart.

Buku ini memang hanya bercerita tentang kisah cinta Aira. Tapi cerita ini mengalir dengan bahasa yang apa adanya. Walaupun ada juga beberapa kekurangan, seperti nama tokoh yang sering tertukar. Secara keseluruhan buku ini cukup menarik. Ada bagian-bagian yang bisa membuat kita tertawa karena tingkah laku tokoh dan percakapannya, tapi ada juga yang membuat haru. Sederhana, tapi cukup menyentuh di akhir cerita. Rasa sedih Aira bisa sangat terasa. Jadi sepertinya buku ini sayang untuk dilewatkan. Buku ini bisa menjadi hiburan di saat senggang. Baca, yuk!

3 comments:

Anonymous said...

Nais Tu Mit Yu.. emang kereen!!!!

dayat said...

yoha! keren.. cerita.na karakter.na juga keren-keren

dayat said...

hi.., chelly boleh knalan gak?boleh yah? chelly kan baek hehe... email ku: pasirjunjung@gmail.com kamu bisa cari di FB kok,plis tambah pesan juga, cz biar gw juga ngeh klo itu kamu: chelly cewek dari tangerang.. thank sebelum.na maybe God bless yu..